Friday, August 3, 2007

- Cincin Kaki Bulan -


Kurang apa lagi coba ? Pagi-pagi dibangunin sama bau bubur ayam. Cuci muka, basahin mulut, trus menyapa si jumbo mariyuwono. Bubur bisa menunggulah. Cengar cengir lebih penting hari ini. Matahari mulai hangat, seperti biasa hari minggu melengkapi sabtu malam yang menyebalkan. Selalu. Tapi tidak hari ini.
Cengar cengir mulai bermunculan. Bibir seperti berdenyut denyut sendiri. Bibir yang kering dan minta dimanja habis-habisan. Masak air. Bikin teh. Bubur masih bisa menunggu. Nyalakan kompor, nyalakan TV. Biarkan mereka bekerja sendiri sendiri, lebih baik naik ke atap. Mumpung siang belum terang.
Atap rumah tetangga, ada seseorang membetulkan letak antena. Tadi malam di atap yang sama, bulan menginjakkan kakinya yang bersinar. Cincin kaki bulan, lebih terang dari wajah pemiliknya. Cincin kaki bulan, dan ketel air bersiul. Saatnya segelas teh ikut naik ke atap. Teh madu.
Tadi malam saya melihat meteor. Bagus sekali.
Dan sekarang siapa yang perduli sama bubur ayam ?

Selama langit masih keliatan
Kita tidak pernah hilang

No comments: