Friday, August 10, 2007

BLA...BLA...BLA


Kata - kata yang indah
Kata - kata yang hebat
kadang memuakkan
malah lebih sering menyebalkan ketimbang menyenangkan
Rangkaian kata - kata dahsyat,
membawa kita jauh dari kenyataan
Jejak kaki palsu untuk menutupi kejahatan
Topeng Buto Ijo untuk menyembunyikan kelemahan.

aku batu


Batu itu jatuh tiba tiba ke dalam kolam,
tenggelam.
Sia sia saja anak anak kecil itu berlarian,
menjulurkan tangan mereka dan memanggil nama si batu.
Batu kecil itu tidak akan menjawab.
Dia tidak akan menggapai tangan tangan yang coba meraihnya.
Dia hanya tenggelam,
terus jatuh menuju dasar kolam berwarna hijau.
di sana, di dasar kolam keruh itu
si batu mendarat tepat dipelukan batu batu lain sejenisnya.
Anak anak kecil telanjang dada menatapnya dari pinggir kolam.
"tak ada gunanya aku terjun mengambilnya" pikir mereka.
tak lama mereka berlalu dan mulai memainkan batu yang lain.

Sebuah Kartu Pos dari Halaman Sebuah Textbook


Diantara halaman textbook kutemukan
kartu pos bergambar boneka
anjing mungil berbulu putih dengan lidah
terjulur dan pita pada leher serta kedua telinga, sebagai pembatas.

Tentu saja kartu pos itu, dari seseorang untuk seseorang,
dengan pesan yang begini bunyinya:

Februari 5th 1972
Dear Dien,
Many happy return of
the day.
I wish you nothing
but happiness and
success
Yours sincerely
Dederuk.

Tuhan, apa lagi selain harapan tulus
untuk kebahagiaan
pada akhirnya?

Pada akhirnya
kenangan sentimentil
kerap terlupakan
hingga kembali dipertanyakan

..............


Hari ini ada yang mengomentari profile friendsterku.
Katanya keren, lucu sampai dia sakit perut karena membacanya. (sukurin)
Dia ngga abis pikir darimana aku dapat kata - kata itu.
Tadinya aku sempat merasa lonjakan rasa gembira - ada yang memperhatikanku
tapi aku berharap terlalu banyak.
Aku sudah bosan berharap mereka akan mengerti aku.
Aku sendiri tidak peduli mereka mau mengerti atau tidak.
Kadang rasanya seperti main kucing kucingan,
sungguh menggairahkan memiliki suatu rahasia.
Sama seperti suatu dorongan sexual bagiku.

Mereka pikir aku badut.

Pernah aku berpikir jika suatu hari aku bangun kesiangan,
tidak sempat mandi dan gosok gigi, langsung berangkat kuliah.
Sialnya aku lupa memakai topeng badutku.
Betapa cerobohnya.

Mereka akan membenciku

Aku juga benci diriku,
Benci dengan rasa sentimentil yang mulai menyebalkan ini.
Benci dengan semua pelarian diri ini.
Benci dengan semua tulisan di blog ini.

Jangan tanya apa yang aku harapkan
karena aku tidak pernah tau.
Dari mulai bagun, mandi, kuliah, mabuk sampai pulang ke kamar ini,
sebenarnya aku tidak pernah tau mengapa dan untuk apa.
Andai benar ada kekuatan diluar diriku yang menggerakkan raga ini seperti boneka wayang golek,
tentunya sang dalang tidak memiliki skenario yang luar biasa buatku.
Mungkin saja aku hanya tokoh tidak penting yang hanya mondar mandir untuk membangun scene mall.

aku berencana permak jaket jeans ini.
aku berencana kerja lagi buat beli sepatu boot.
aku berencana jalan - jalan ke alun - alun cari bahan buat gasper.
tapi tidak pernah kulakukan.

Sibuk bukan lagi alasan
Rasa malas hanya pembenaran bagi ketakutanku.
Ada yang hilang dari dada ini, keluhku
dan itu bukan cinta.
Cukup banyak cinta dalam hidupku - aku saja yang tak pernah bercinta.
Ada yang ganjil dengan diriku,
Kurasa aku pernah terbentur hingga otakku tak lagi pada tempatnya.
Sepertinya jiwaku mulai sakit, kewarasan ini membuatku gila.
Bus bobrok ini membawaku entah kemana aku tak tau
aku tidak pernah ambil pusing.
setidaknya sampai sekarang.

Aku ingin jadi pelacur sekali waktu.
Jangan salah, aku pandai menjajakan diri.
Setidaknya aku akan menjadi sama seperti mereka.

TULISAN YANG MENARIK PERHATIANKU

di lembaran itu tertera kalimat

'' dalam mati, hidup tidak musnah..melainkan berubah''

MALAM VS SIANG


Jika malam menyembunyikan yang jahat,
maka siang menjadikannya legal.

KUCING TELAH GILA


Terlalu banyak kegilaan tidak bisa kutampung,
Kewarasan adalah kardus yang digigit anak kucing
dan lembayung senja tidak berarti apa - apa lagi buatku.

Tidak pernah ada yang perlu dibuat diskusi
kucing ini hanya untukku
tidak pernah ada tempat bagi kompromi
Suatu sudut sempit dalam masyarakat tolol yang riuh rendah.

why??????


Kalau ada orang yang datang dan bertanya tentang alasan-alasan kita melakukan hal-hal yang tiap hari kita lakukan, kita dibuat terpaksa berfikir untuk hal-hal yang sebelumnya tidak pernah kita pikirkan alasan tepatnya, atau mungkin ada alasan tepat untuk semua hal tidak penting itu, tapi kita tidak pernah betul-betul mau memikirkannya. Simply because its just us. Lalu kenapa orang itu bertanya ? Saya pikir karena hal-hal yang mereka pertanyakan itu terlihat begitu politis bagi mereka. Sementara buat kita sendiri, “itulah aku”, mengalir begitu saja. Dan kenapa pula beberapa orang mau saja repot berfikir untuk menjawab pertanyaan semacam itu (termasuk saya sendiri). Terjebak situasi dimana kita harus memikirkan asumsi dan merangkai kalimat yang tepat, dan akhirnya tetap saja terdengar sangat politis.

Saya sudah cukup pembelajaran mengenai yang satu ini. Cukup lama sampai saya mendapat jalan keluar. Jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan seperti ;
Kenapa pantai dan senja hari ?
Kenapa ganja ketimbang rokok ?
Kenapa menjadi seorang agnostic ?
Kenapa tidak pernah memanggil seseorang dengan sebutan, ‘sahabat’ ?
Dan ‘kenapa-kenapa’ yang lain, akan saya jawab dengan… “kenapa tidak”, diakhiri dengan senyum ringan yang tulus :)

Energi yang selama ini terbuang percuma untuk membuat rumusan-rumusan teori prinsip hidup, bisa lebih saya fokuskan pada hal-hal kecil yang menyenangkan. Tapi selalu saja, ‘kenapa-kenapa’ itu pasti saya ladeni juga. Hah…

Friday, August 3, 2007

Yang paling saya sukai adalah.....


Yang paling saya sukai adalah bunyi hujan jatuh
saat subuh
dan deru aspal tak ubahnya tubuh tak tersentuh.
Yang paling saya sukai adalah bau tanah setelah hujan
maka meluruhlah segala lupa dalam kalam.
yang paling saya sukai adalah sunyi
dari segala yang bermula

tak terduga.........


Semua hati patah
Begitu juga dengan luka ini, berdarah lagi

Harusnya aku dibela
Tetap saja..alibi pegang kendali
Dan opurtunis ini pura-pura peduli
Munafik!

Apa ini yang disebut ketidakberdayaan?

Migrain ini tiba-tiba sembuh
Semua nama (yang sedikit terlupakan) muncul kembali
Sudahlah! tidak ada gunanya mengeluh

Peduli setan dengan musuh
Peduli setan dengan teman
Peduli setan dengan ketidakberdayaan
Lebih-lebih lagi kesendirian!
Kesepian memang teman yang buruk

Hidup jalan terus!

The Sea




Flocking to the sea
Crowds of people wait for me
Sea gulls scavenge
Steal ice cream
Worries vanish
Within my dream

I left my soul there,
Down by the sea
I lost control here
Living free

I left my soul there,
Down by the sea
I lost control here
Living free

The Lake House Syndrome -


semenjak saya tinggal disini, saya merasa 80% lebih bodoh.
entah karena apa.
mungkin karna free-flow-weed itu ..
tapi bukan juga sih, dulu juga tiap hari, walaupun harus beli. nyatanya dulu saya sangat produktif menulis.
padahal sekarang saya bertemu internet 6 hari dalam seminggu, kesempatan terbentang luas buat posting tiap hari.
ah otak, ayolah, bergunalah sedikit!
bisa jadi karna hidup saya gak lagi se-gloomy taun lalu.
(karna denger-denger, inspirasi selalu berasal dari keterpurukan haha)
tapi (lagi-lagi 'tapi') mungkin (lagi-lagi 'mungkin'), mulai hari ini saya akan mulai menulis lagi.
itu tekad, bukan janji.
yah semacam kata-kata i'll see you 'there' itu ..

hmm .. tak tau lah ..
yang jelas ada yang menggerunyam di otak ini
ada yang ingin muntah kata-kata,
tapi mulut ini serasa diberangus.
jadinya tetap aja sulit.



maka dari itu, gak ada salahnya kalau kita mulai dengan kata-kata :
welcome back, dwr

bangunkan aku seperti biasanya besok pagi. Please ???


Pandangan menyelidik yang selalu membuatku merasa ditelanjangi itu sekarang telah pergi. Mata itu tidak akan pernah terbuka lagi. Siapa yang merampas kesenanganku ? Aku butuh mata itu untuk selalu memandangku. Aku butuh si mata nakalku. Mata itu tidak boleh mati.
Karena mata itu masih berhutang satu kerlingan kepadaku.

tawa


berterima kasih terhadap tawa
karena tawa membuat orang tidak saling membunuh :)

- Tadi Pagi Tempat Sampah Kami Dicuri Orang Lagi -


Bangun terlalu pagi
Jendela dan TV sama gambarnya
Muka lelah muka lelah entah kenapa
Semalam, sepertinya mimpi buruk raksasa menghantui dunia

Kami bercinta, entah dengan siapa
Di ruang gelap tanpa cahaya
Badai petir diatas kami membuat wajahnya terlihat sekali per 12 detik
Lain petir lain pula wajahnya

Nama demi nama dierang
Tak satupun kami kenal
Lalu sebuah petir menyambar lagi
Tiba tiba sudah pagi

Dan pintu besi terbuka
Tempat sampah kami dicuri orang lagi

suntuk


akhirnya nongkrong minum beer di bar murahan
sambil denger lagu-lagu picisan
dan liat senyum-senyum tempelan

malam ini aku bersekutu dengan jalang!!

kontraindikasi


19.30 wita


Saat ini sepasang merpati tengah dipajang di dalam sarang sewaan di suatu negeri kecil berpuluh kilo dari sini. Menyeberang lautan melintas padang daratan. Ditengah senyum-tawa-canda dan pesta pora, sepasang merpati itu baru saja berteriak kepada dunia bahwa mereka terikat satu sama lain atas nama hukum apapun di muka bumi ini. "til death do us apart" begitu kicau mereka mesra. Dan sepasang merpati itu telah melengkapi musim kawin bulan Januari. Mereka menyusul sepasang merpati lain dan akan disusul oleh merpati lain selama bulan Januari ini : kawin.


19.30 wita
Disini seorang lelaki mencoba bersembunyi dari kenyataan. Melarikan diri dan bersembunyi di dunia antah berantah mengorek-orek segala sesuatu yang dia sendiri pun tak tahu apa gunanya. Disini seorang lelaki kembali kecewa mendapati kenyataan tak jua sesuai asa. Lagi dia dikalahkan oleh realita. Duka-cita kembali mengiringi langkahnya. Dirasainya seluruh neraka menyelimuti tubuhnya. Dan rusuh tak juga segera minggat dari diri.

14 Januari


Saat yang sama tempat yang berbeda; secuil fragmen kehidupan yang bertolak belakang telah terlaksana dengan sempurna. Kontradiksi. Hidup bergulir dengan dan dipenuhi kontradiksi. Semua harus menerima dan menelannya. Jika enggan berharap saja semoga kiamat segera mencabut nyawa.


we born with pain
all we hear is desperate cry

itz me


ini aku ..
di dek paling atas sebuah ferry. dengan sebotol beer ditangan kanan , dan sebatang rokok ditangan kiri. dihadapanku .. laut lepas , diatas kepalaku , bulan purnama , dan diotakku , sejuta pikiran. semua butuh penjelasan .. laut itu , bulan itu , pikiran ini.

ini aku ..
ditengah arena tembak disebuah padang luas di daerah serangan,Bali. berpakaian mencolok , bersolek , menawarkan rokok. aku butuh uang. dan itu juga butuh penjelasan. kenapa selalu uang ??
kupikir aku cuma butuh teman ..

Ia Berdalih Surga


Ia berdalih surga
dengan 72 bidadari
dalam pelukan:
"Biarkan aku mati
dalam keyakinan".

Lalu dirakitnya iman
yang instan
dalam sebentuk taktiktok
yang meleburkan dirinya
dan melelehkan langit
dalam warna kirmizi

Kemudian cuaca, di balik cakrawala,
hanya mencibir (atau barangkali ia telah lupa)
bahwa Tuhan
telah mati.

HIDUP DAN BERTAHAN HIDUP


Persetan apapun yang dinyatakan oleh ilmu kedokteran, tetap saja ada beda antara hidup dan bertahan hidup. Ada sesuatu yang lebih hidup dari sekedar memiliki detak jantung dan kinerja otak untuk berpikir dengan baik. Hidup, yang benar-benar hidup, adalah sesuatu yang lebih halus dan lebih mengagumkan. Memang peralatan medis bisa mengukur tekanan darah dan suhu tubuh; tapi mencari kesenangan, kepuasan, dan cinta-lah hal-hal yang bisa membuat hidup jadi lebih berarti. Untuk membuat hidup kita berarti lagi, meraih sebagian besar hal yang kita inginkan, kita harus mendefinisikan ulang hidup itu sendiri. Kita harus memisahkan definisi kita dengan definisi ilmiah mereka ?yang mana definisi kita berhubungan langsung dengan apa yang benar-benar kita rasakan.

Sebagaimana yang dimaksudkan, berapa banyak kehidupan yang kita punya dalam hidup kita? Ada berapa banyak pagi hari yang kita hadapi dengan perasaan merdeka, siap menjalani kehidupan, siap mengantisipasi pengalaman hidup yang baru? Berapa malam yang kita alami dengan perasaan puas sebelum tidur, setelah menjalani hari dengan kepuasan? Sebagian besar dari kita mengira semua ini telah ditetapkan tanpa pertimbangan kita, hidup bukanlah sebuah aktifitas kreatif tapi sekedar sesuatu yang telah terjadi pada kita. Itu bukan hidup, hanya sekedar bertahan hidup, atau menjadi tidak mati. Di dunia ini ada orang yang berprofesi sebagai penggali kubur, tapi jasa mereka tidak selalu kita butuhkan; kemudian ada pemakaman, tapi kita menghabiskan sebagian besar waktu kita di tempat kerja, tempat yang menjanjikan hiburan bagi jiwa kita yang kosong, di dalam pusat perbelanjaan, atau di depan televisi. Masyarakat mapan di kota besar selalu takut akan risiko dan perubahan; mereka tidak bisa membayangkan ada yang lebih berharga dari keamanan dirinya. Jantung mereka mungkin berdetak, tapi mereka tidak lagi percaya pada mimpi-mimpinya, biarkanlah mereka sendiri.

Beginilah revolusi itu dimulai: beberapa dari kita mulai mengejar mimpi, mematahkan tatanan lama, menjaga apa yang kita cintai (yang didapat dari proses mencari yang kita benci), berkhayal di siang bolong, mempertanyakan, bertindak diluar belenggu rutinitas. Mereka yang melihat kita melakukan ini akan melihat orang yang berani untuk lebih kreatif dan lebih berpetualang, lebih baik dan lebih ambisius dari yang pernah mereka bayangkan, dan satu persatu akan mengikuti jejak kita. Cukup sekali orang-orang menjalani gaya hidup yang baru ini, sebuah titik kritis massal pada akhirnya akan tercapai, dan dengan sendirinya masyarakat mulai berubah. Semenjak saat itu, dunia akan mulai bertransformasi: dari sebuah tempat yang asing dan menakutkan, menjadi sebuah tempat yang penuh dengan kemungkinan, dimana hidup ada di tangan kita sendiri dan mimpi apapun bisa terwujud.

Jadi lakukanlah apa yang kau mau dengan hidupmu, apapun itu! Tapi yakinlah bahwa itu adalah apa yang benar-benar kau inginkan, pikirkan baik-baik apa itu sebenarnya dan bagaimana cara meraihnya. Pelajari dunia di sekitarmu, supaya kau tahu siapa dan apa saja yang bersebarangan dengan keinginanmu, cari tahu siapa lawanmu dan siapa kawanmu... dan bagaimana kau bisa bekerjasama dengan orang lain yang punya pikiran yang sama denganmu. Mereka ada diluar sana, menjalani hidup sepenuhnya.

Dan Hidup pun telah menantimu, dipuncak gunung yang yang belum pernah didaki siapapun sebelumnya, di tengah asap api unggun dan bangunan yang terbakar, di dalam dekapan sang kekasih yang akan memutarbalikan duniamu.

Bergabunglah dengan HIDUP!

fresh..........


48 jam berisi tidur, hingga tulang punggung serasa hilang. Bangun cuma untuk menghajar lebih tinggi, sambil membaca ulang shanghai baby .. 3 halaman setiap bangun, lalu jatuh tertidur lagi. dan terus begitu.
Ular kurus malas sesekali merayap keluar mencari makan. Matahari terasa sangat menyilaukan. Maka dia memutuskan mencari makan malam hari saja. Lagipula malam hari punya cukup excuse untuk mata sembab ini.
Pelupa. Isi bensin dua liter dua hari yang lalu. Nekat membawa mobil ke blok M. Mesin mati di tengah jalan, dia duduk di trotoar. Bingung harus apa. Otak melambat.
Segerombol pemuda pulang tarawih datang membantu. salah satu menanyakan nomor telpon. Yang lain sibuk bertanya nama. Basi.
Ah tapi yang penting tangki gak kosong lagi. Kabur. "Nama saya dawar. 081339299399." Ngaco.
Pulang, jadi ilmuwan. Bikin bong dari aqua rasa strawberry .. sedot terus sampai tinggi. Tinggi..tinggi.., bercermin, lalu parno. Gimana enggak. Lubang hidung penuh kotoran coklat, lalu apa kabar paru-paru? Merasa kapok tapi sudah terlanjur enak.
Lalu dia benar-benar tidur sampai dia pikir dirinya sudah lumpuh. Mimpi entah sudah sampai episode keberapa. Sambung menyambung mirip sinetron ramadhan. Dan suara kipas angin pun semakin terdengar merdu.
Selagi bisa .. 2 hari santai diantara 5 hari neraka .. silahkan dinikmati :)

- Disclaimer -




Ketika saya berpapasan dengan seseorang atau melewati suatu tempat, kadang tercium aroma tertentu yang mengingatkan pada satu fase yang lalu dalam hidup saya. Contohnya, setiap saya berada di area pinggiran kota, sering tercium bau rumput yang langsung melempar ingatan pada jaman saya kecil dulu. Pada sepeda bmx, pada pagar rumah yang selalu saya panjati setiap mau keluar saat seharusnya saya sedang mengerjakan PR, pada kucing yang tidur di meja karambol, tukang bakso yang menyebut gerobaknya sebagai restoran, pantai di belakang rumah, mobil-mobilan plastik, dan pada anak tetangga yang mata hitamnya hilang karena saya jepret pake paku beton.Aroma adalah mesin waktu yang terbaik. Walau tak pernah berfungsi lebih dari 5 menit, dan belum pernah mengajak ke masa depan.
Terakhir kali saya mengalami hal itu, adalah waktu di pesawat menuju sukarno-hatta. Ibu yang duduk di dekat saya memakai wewangian yang mengingatkan pada jaman saya kelas 2 SMP dulu. Saat pertama kali ngeliat meja billyard, pertama kali nyadar kalau saya kecanduan rokok, digebukin pertama (sampai sekarang saya selalu benci mendengar kata STM), bikin band pertama, pacar pertama, gambar James Hetfield di baju seragam, nonton konser El-Pamas (di TV ) sambil megang kaleng bir dan ngerasa keren, pertama kali denger istilah "sodomi", jadi juara lomba bola antar kelurahan, maen sepeda dalem mesjid, dan ngintip tetangga nidurin pembantunya. Begitulah aroma sering membawa saya. Hanya ke masa lalu yang tidak penting untuk orang lain.
Apa yang tertulis pada satu halaman yang terlalu panjang dari blog ini, entah itu layak disebut jurnal atau curhat atau puisi atau apapun, buat saya yang menulisnya, adalah sebagai pengganti aroma-aroma seperti tadi. Untuk menandai fase demi fase. Mengencingi garis-garis teritori waktu kehidupan saya sendiri.
Kadang saya nyium aroma tertentu, namun saya tidak bisa memastikan kapan aroma itu pernah dekat dalam hidup saya. Rasanya seperti kebingungan yang dibuat-buat karena dejavu yang gak jelas. Seperti itu jugalah sebagian kecil tulisan di blog ini.
Gak jelas.
Gak jelas dan penuh penghinaan terhadap kesinambungan tata kalimat, pemilihan kata, etika dan garis baku penulisan, dan bahkan penuh pelecehan terhadap harmonisasi majas. Maafkan, saya tidak pernah sengaja mengacaukannya :)
Akhirnya, tidak ada satu kalimat dari apapun yang saya tulis disini selama ini, yang layak untuk mempengaruhi orang lain. Menjadi influence dalam bentuk apapun. Semua tidak akan pernah berguna buat kalian saat ini, tapi sangat berguna buat saya sendiri... nanti !

- Cincin Kaki Bulan -


Kurang apa lagi coba ? Pagi-pagi dibangunin sama bau bubur ayam. Cuci muka, basahin mulut, trus menyapa si jumbo mariyuwono. Bubur bisa menunggulah. Cengar cengir lebih penting hari ini. Matahari mulai hangat, seperti biasa hari minggu melengkapi sabtu malam yang menyebalkan. Selalu. Tapi tidak hari ini.
Cengar cengir mulai bermunculan. Bibir seperti berdenyut denyut sendiri. Bibir yang kering dan minta dimanja habis-habisan. Masak air. Bikin teh. Bubur masih bisa menunggu. Nyalakan kompor, nyalakan TV. Biarkan mereka bekerja sendiri sendiri, lebih baik naik ke atap. Mumpung siang belum terang.
Atap rumah tetangga, ada seseorang membetulkan letak antena. Tadi malam di atap yang sama, bulan menginjakkan kakinya yang bersinar. Cincin kaki bulan, lebih terang dari wajah pemiliknya. Cincin kaki bulan, dan ketel air bersiul. Saatnya segelas teh ikut naik ke atap. Teh madu.
Tadi malam saya melihat meteor. Bagus sekali.
Dan sekarang siapa yang perduli sama bubur ayam ?

Selama langit masih keliatan
Kita tidak pernah hilang

chatting dengan Tuhan


BUZZ!!



TUHAN: Kamu memanggilKu ?

AKU: Memanggilmu? Tidak.. Ini siapa ya?
TUHAN: Ini TUHAN. Aku dengar doamu. Jadi Aku ingin bincang-bincang denganmu.

AKU: Ya, saya memang sering berdoa, hanya agar saya merasa lebih baik. Tapi sekarang saya sedang sibuk, sangat sibuk.
TUHAN: Sedang sibuk apa? Semut juga sibuk.

AKU: Nggak tau ya. Yang pasti saya nggak punya waktu luang sedikitpun. Hidup jadi seperti diburu-buru. Setiap waktu telah jadi waktu sibuk.
TUHAN: Benar sekali. Aktivitas memberimu kesibukan, tapi produktivitas memberimu hasil. Aktivitas memakan waktu, produktifitas membebaskan waktu.

AKU: Saya ngerti itu. Tapi saya tetap tidak dapat menghindarinya. Sebenarnya, saya tidak mengharapkan Tuhan mengajakku chatting seperti ini.
TUHAN: Aku ingin memecahkan masalahmu dengan waktu, dengan memberimu beberapa petunjuk. Di era internet ini, Aku ingin menggunakan medium yang lebih nyaman untukmu daripada mimpi, misalnya.

AKU: OKE, sekarang beritahu saya, mengapa hidup jadi begitu rumit?
TUHAN: Berhentilah menganalisis hidup, Jalani saja dan Analisis-lah yang membuatnya jadi rumit.

AKU: Kalau begitu mengapa kami manusia tidak pernah merasa senang?
TUHAN: Hari ini adalah hari esok yang kamu khawatirkan kemarin. Kamu merasa khawatir karena kamu menganalisis. Merasa khawatir menjadi kebiasaanmu. Karena itulah kamu tidak pernah merasa senang.



AKU: Tapi bagaimana mungkin kita tak khawatir jika ada begitu banyak ketidak-pastian.
TUHAN: Ketidakpastian itu tak bisa dihindari. Tapi kekhawatiran adalah sebuah pilihan.



AKU: Tapi, begitu banyak rasa sakit karena ketidakpastian.
TUHAN : Rasa Sakit tidak bisa dihindari, tetapi Penderitaan adalah sebuah pilihan.



AKU: Jika Penderitaan itu pilihan, mengapa orang baik selalu menderita?
TUHAN: Intan tidak dapat diasah tanpa gosokan. Emas tidak dapat dimurnikan tanpa api. Orang baik melewati rintangan, tanpa menderita. Dengan pengalaman itu, hidup mereka jadi lebih baik bukan sebaliknya.



AKU: Maksudnya pengalaman pahit itu berguna?
TUHAN : Ya. Dari segala sisi, pengalaman adalah guru yang keras. Guru pengalaman memberi ujian dulu, baru pemahamannya.



AKU: Tapi, mengapa kami harus melalui semua ujian itu? Mengapa kami tidak dapat hidup bebas dari masalah?
TUHAN: Masalah adalah rintangan yang dimaksudkan buat meningkatkan kekuatan mental. Kekuatan dari dalam diri bisa keluar dari perjuangan dan rintangan, bukan dari berleha-leha.

AKU: Sejujurnya di tengah segala persoalan ini, kami tidak tahu kemana harus melangkah...
TUHAN: Jika kamu melihat ke luar, maka kamu tidak akan tahu ke mana kamu melangkah. Lihatlah ke dalam. Melihat keluar, kamu bermimpi. Melihat ke dalam, kamu terjaga. Mata memberimu penglihatan. Hati memberimu arah.



AKU: Kadang ketidakberhasilan membuatku menderita. Apa yang dapat saya lakukan?
TUHAN: Keberhasilan adalah ukuran yang dibuat oleh orang lain. Kepuasan adalah ukuran yang dibuat olehmu sendiri. Mengetahui tujuan perjalanan akan terasa lebih memuaskan daripada mengetahui bahwa kau sedang berjalan. Bekerjalah dengan kompas, biarkan orang lain berkejaran dengan waktu.



AKU: Di dalam saat-saat sulit, bagaimana saya bisa tetap termotivasi?
TUHAN: Selalulah melihat sudah berapa jauh saya berjalan, daripada masih berapa jauh saya harus berjalan. Selalu hitung yang harus kau syukuri, jangan hitung apa yang tidak kau peroleh.



AKU: Apa yang menarik dari manusia?
TUHAN: Jika menderita, mereka bertanya "Mengapa harus aku?". Jika mereka bahagia, tidak ada yang pernah bertanya "Mengapa harus aku?".



AKU: Kadangkala saya bertanya, siapa saya, mengapa saya di sini?
TUHAN: Jangan mencari siapa kamu, tapi tentukanlah ingin menjadi apa kamu. Berhentilah mencari mengapa saya di sini. Ciptakan tujuan itu. Hidup bukanlah proses pencarian, tapi sebuah proses penciptaan.



AKU: Bagaimana saya bisa mendapat yang terbaik dalam hidup ini?
TUHAN: Hadapilah masa lalu-mu tanpa penyesalan. Peganglah saat ini dengan keyakinan. Siapkan masa depan tanpa rasa takut.



AKU: Pertanyaan terakhir. Seringkali saya merasa doa-doaku tidak dijawab.
TUHAN: Tidak ada doa yang tidak dijawab. Seringkali jawabannya adalah TIDAK.



AKU: Terima Kasih Tuhan atas chatting yang indah ini.
TUHAN: Oke. Teguhlah dalam iman, dan buanglah rasa takut. Hidup adalah misteri untuk dipecahkan, bukan masalah untuk diselesaikan. Percayalah padaKu. Hidup itu indah jika kamu tahu cara untuk hidup.

TUHAN... signed out.

CEMILAN RINGAN


Anak perempuan tetanggaku yang bersekolah di TK khusus muslim -berusia 6 tahun -bertemu denganku Lebaran tahun lalu. Kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah 'dawar kok nggak pake baju baru?' Dan aku mengatakan bahwa anakku masih memiliki banyak baju yang layak pakai. Ia tidak mengerti mengapa demikian. Ia pikir adalah sebuah keharusan untuk mengenakan segala sesuatunya baru pada hari tersebut, dan ia berkata bahwa ia akan malu apabila orang tuanya tidak membelikannya baju baru atau sepatu baru. Aku bertanya kepadanya, bagaimana ia sampai berpikir seperti demikian. Ia berkata, menurut orang tuanya Lebaran adalah hari dimana umat muslim mendapat kemenangan, saling bermaafan, sehingga mereka seakan menjalani sebuah hidup yang baru. Itu sebabnya mengapa orang tuanya selalu bersikeras menyediakan segalanya menjadi baru bagi anaknya; baju baru, sepatu baru dan mainan baru. Beberapa hari lalu, di televisi juga ditayangkan wawancara dengan beberapa selebritis mengenai hari Lebaran. Seorang penyanyi dangdut berkata dengan berseri-seri: 'Kami sih tidak banyak berbelanja kalau Lebaran juga nggak apa-apa, tapi yang penting anak-anak harus dibeliin baju baru dong.' Yeah. Kita memang diajarkan dari kecil bagaimana Lebaran adalah berarti pembaharuan di bidang materi. Jadi tidak heran apabila lantas agama memang bukan sesuatu yang sakral lagi, melainkan sekedar materi. Tak ada bedanya dengan shampoo, sikat gigi, piring ataupun DVD film Monica Belluci yang tampil nan molek.

Balada manusia hijau


kita punya tembakau, hujan lebat, dan banyak cerita
si kamu jelas punya punya paru-paru super sehat untuk mengoceh tanpa jeda,
sedang aku ? aku punya senyum sinis yang tak bakal kubagi-bagi, dong!
introvert, katamu.
NDASMU !!!, kataku.
kamu menaruh tanganku didadamu yang berdetak bergemuruh tak terkendali
dan nafas berat yang susah payah kamu hembuskan.
kamu berpuisi, muntah kalimat nyastra didepan mukaku.
gombal gembel gambil (kamu komat-kamit. aku sempat curiga, kukira kamu bermantra-mantra. ampun om dukun. nyuwun sewu, minta serebu. buat bayar parkir.)
mungkin itu bukan aku yang selama ini berbisik ditelingamu,
yang menerobos celah-celah retak dari detik yang tak berdetak.
mungkin itu setan dibawah jendela kamarmu, yang selalu memainkan rambutnya sambil menatap keluar jendela, lalu tiba-tiba menanggalkan bajunya untuk kemudian kamu lukis
mungkin bukan "Anne" yang dia bisikkan.
mungkin Ani, Ana, Ano, atau Anu.
siapa tau ini sudah waktunya kamu berkonsultasi dengan dokter THT-mu.
ah entahlah siapa yang tau ?
bisa jadi kamu hanya merasa .. sok sok merasa. biar serupa kebetulan yang sudah ditakdirkan, awal yang keren untuk memulai hubungan. buat cerita omong kosong kepada anak cucu.
ah tapi kupikir kamu cuma terbuai suasana taman izmail marzuki
hey bung! jangankan kamu , akupun begitu
tempat ini punya sejarah besar buatku.
hati-hati, bau tanah basah bisa merusak logika,
tentunya untuk orang-orang semacam kita.
yang berlagak tegap menantang rimba jakarta,
tapi malah lemah oleh cahaya merkuri.
dan tebak, siapa yang menang ?
kenalkan ...
namanya WAKTU :)

why is it when a woman wants to leave a man, he assumes it must be because she's having an affair ? can't a woman make that choice based just on her feelings ???
do they actually believe that a woman can't exist without them ???

Badai Menari Dengan Sesuka Hatinya;


Badai Menari Dengan Sesuka Hatinya;
sebuah prolog bagi Survival of the Phattest.


1.

Tak pernah api terlahir jika bebatuan tak pernah beradu. Tak pernah alam tersenyum jika singa berdamai dengan mangsanya. Tak pernah tuhan menciptakan neraka jika setan membangun taman surganya dari tulang-tulang malaikat dan dosa-dosa manusia. Tak pernah bisa ular beracun jika tikus-tikus berencana untuk menjadi sahabat manusia. Pesta pengoyakan takkan pernah kehabisan botol minuman dan biarkanlah badai menari dengan sesuka hatinya.

2.

Adalah birunya laut yang membendung kuasamu untuk menapakkan kaki diatas bumi. Namun bertanyalah pada batu karang kalau-kalau bendungan tadi ingin memelihara janggut Zeus. Setiap buih akan tetap mencumbui bibir pantai dan tak pernah ia ingin meninggalkannya, karena tak ada satupun yang dapat menandingi rasa cintanya terhadap bumi. Begitulah laut takkan pernah membiru dan biarkanlah badai menari dengan sesuka hatinya.

3.

Ketika setiap pintu terasa terlalu pendek, maka ia adalah raksasa yang menolak untuk memasukinya dengan membungkuk. Ia adalah sebuah tempat dimana keindahan akan melampaui manusia dari sekadar sobekan-sobekan kertas yang diharapkan memunculkan gambar jika dirangkai. Karena perjalanan ini nampaknya takkan pernah dapat melabuhkan diri pada terminal yang tepat dalam ritual pemilahan dunia menjadi lelaki dan perempuan. Terlalu banyak terminal! karena, bagaimanapun juga, lukisan isi kepala yang bertiwikrama menjadi monster jelek yang bernama bahasa, takkan pernah cukup untuk dapat melakukan abstraksi dari apa yang tampak di depan mata, ataupun yang terdengar oleh kuping, dst. Yang tersisa hanyalah ruangan bagi keliaran-keliaran yang hanya dapat dinikmati oleh alat kelamin. Maka nikmatilah dan biarkan badai menari dengan sesuka hatinya.

4.

Sebuah adegan pembunuhan akan berkata lain jika pedang sejarah dilumuri darah oleh tangan para patriot. Asap pemusnahan suatu kaum akan tercium lebih wangi daripada pekik bayi yang sedang sekarat terjerat tali yang menjauhkan tangannya dari apa yang mesti ia sembah. Bahasa bernafas dalam sebuah struktur seperti halnya sebuah komposisi kalimat. Untuk dapat memberikan deskripsi yang dapat disensor oleh panca indera manusia, maka ia harus distrukturasikan untuk menciptakan sebuah rangkaian sistematis yang mengikat seluruh ibu jari menjadi satu. Namun kepada siapakah bahasa menghambakan dirinya? Kepada siapakah "Mencuri itu salah" menghambakan dirinya? Kepada Robin Hood-kah, atau kepada Bill gates-kah? Kepada Proletariat-kah atau kepada Borjuis-kah? Perahu manakah yang cukup kuat untuk menampung eksodus kebenaran sementara tuhan berbicara dalam 666 bahasa dan menari dengan sesuka hatinya?

5.

Dunia itu tidak pernah ada, tetapi kita bisa menciptakannya, kelakar Nietzsche. Meski dunia dapat terlahir melalui bangkai rahim yang paling menyengat baunya sekalipun, namun hanya mereka yang cukup kuatlah yang mempu untuk menertawakannya. Merekalah yang menciptakan dunia yang terlalu indah untuk tergantikan, dan bahkan jika harus di tukar tambah dengan surga sekalipun. 'Takkan ada yang menamparmu di surga', begitulah badai mengejek sambil pergi menari dengan sesuka hatinya.

6.

Manusia memang sesuatu yang harus diatasi, canda Nietzsche lagi. Maka dari itu keindahan dunia tercipta ketika Lucky Luke menembak lebih cepat dari bayangannya sendiri. Bayangan memang jerawat yang musti dipijit, katanya sambil meniup ujung pistolnya. Begitulah badai menari dengan sesuka hatinya.

7.

Dunia ini akan selalu menganggap tarian-tarian yang buruk sebagai lelucon tak lucu. Tak ada apologi yang berlaku, karena rasa kasihan adalah candu yang akan melemahkan otot-otot sekaligus melecehkan rasa cinta seorang ibu yang menyusui anaknya. Inilah algojo yang siap untuk mengeksekusi invasi monyet kembar yang bernama benar dan salah. 'Aku tidak menari dengan monyet kembar!' ujar badai sambil menunjuk perempuan tadi sambil tersenyum. 'Dialah penari terindah yang pernah kulihat!'. Dan begitulah monyet kembar menyaksikan badai menari dengan sesuka hatinya.

8.

Tarian ini banyak macamnya. Mulai dari tarian 'ngebor billboard', 'Goyang Aerosolan', sampai tarian 'perut peminta hujan baton'. Merekalah yang menciptakan keindahan-keindahan yang melampaui monyet kembar nan kerdil sekaligus keindahan itu sendiri.Karena keindahan esok hari akan menertawakan keindahan yang kemarin. Sirkuit Sentul akan selalau memiliki rute dan lintasan yang sama, namun aerodinamika, setting mesin, serta pengemudinya akan memberikan makna lintasan dengan lain. Sambil menaruh potongan Lego pada akhir tariannya yang terbaru, badai pun masih menari dengan sesuka hatinya.

9.

Betapa kusamnya putaran angin jika segala sesuatunya dapat diprediksi dan dihitung. Maka badai yang menari dengan sesuka hatinya gemar menebar ludah pada musuh-musuhnya sekaligus sahabat-sahabatnya. Hanya dengan menyuapi pantat De Sade dengan cambuk-lah surga akan datang menjemput! Tapi kebisingan suara mesin pabrik sangat menganggu sepasang lebah yang sedang memadu kasih. Sepasang lebah itu mengumpatinya dan berjanji untuk kembali lagi dengan seekor lagi mukjizat. Dan sang mukjizat pembelah laut merah itu bernama MIKROFON, sebuah kepingan sejarah yang membuat badai menari sesuka hatinya, sampai hari ini!

10.

Sepasang mikrofon adalah salah satu dari banyak saksi atas prosesi penciptaan dunia. Jika keagungan manusia dapat direduksi ke dalam sebuah rangkaian yang terstruktur, maka sepasang mikrofon adalah palu yang memusnahkan bahasa dan merubahnya menjadi bahasa pemusnah. Menjadi sebuah collage dari puing-puing yang sebelumnya membangun gedung 'reduksi' menjadi sepasang taring yang lebih tajam daripada seratus cangkir definisi. Mengapa demikian? Karena taring tersebut takkan memantulkan bayangan jika cahaya kebenaran mencoba menyeragamkannya dan setetes ketajamannya akan menyumpal lautan mulut sehingga hanya karang yang mampu berbicara dengan matanya. Sepasang mikrofon, akan, 'membuatmu mencintai kedamaian sebagai alat menuju perang-perang baru. Dan lebih mengasihi kedamaian yang singkat daripada yang panjang.' Karena kedamaian hanya akan menumpulkan mata pisau dan mengubur jiwa-jiwa yang tak pernah mau mati dimana udara yang dingin akan selalu membuat malam tertidur. 'Aku tidak menyuruhmu berdamai, tapi memenangkan peperangan' -dengan sebuah tarian yang meliuk-liuk dihadapan setiap besi tua yang mulai berkarat, begitulah badai menari dengan sesuka hatinya.

11.

'Sahabatku dalam peperangan! Aku mencintai engkau dari lubuk hatiku yang paling dalam. Aku selalu se-ia sekata denganmu. Tapi aku juga selalu menjadi musuh terberatmu. Maka biar aku katakan padamu kebenaran! Aku mengerti akan kebencian dan cemburu di dalam hatimu. Kau tak cukup besar untuk tidak benci dan cemburu. Maka berbesar dirilah agar tidak malu olehnya!' -Nietszche berguyon untuk yang terakhir kalinya pada saat yang sama, angin berbisik, 'bikin hidup lebih hidup'. Bukan karena Starmild, tapi karena mikrofon, aku hidup hari ini! Dari sekian banyak hari-hari kematianku, hari ini kulahirkan diriku untuk mengatasi manusia yang enggan mengganti kulitnya di musim kemarau. Aku bersumpah, demi monyet kembar yang kumusnahkan hari ini, dan demi awan yang menaungiku dari teriknya siang, takkan kubiarkan jasad ini meninggalkan tanah dimana aku berpijak dan akan kucumbui engkau wahai musuh-musuhku san sahabat-sahabatku dengan bahasa pemusnah yang akan memelototi semua janggut Zeus, dan yang terpenting, supaya badai dapat menari dengan sesuka hatinya.

Bad News


Betapa rumitnya hidup!
Sungguh susah buatku untuk mengerti tentangnya.
Orang-orang berseru : Hidup Itu Indah!
Kuakui itu.
Tapi tidak pada kejadian-kejadian dalam hidup itu sendiri.
Terutama hidupku.
Dua belas jam yang lalu kabar baik menghampiriku. Kabar baik yang mampu membuatku tersenyum lebar.
Dan beberapa jam sesudahnya kabar buruk menerjang.
Kabar buruk berwujud jawaban dari sebuah pertanyaan.
Sebuah tanya yang mengemuka berpuluh-puluh hari lalu.
Sebuah tanya yang tak pernah terlontar karena ketakutan akan jawab yang tak sesuai asa.
Dan akhirnya jawaban itu memang tak sesuai asa di hati, pikiran dan jiwa.
Sebuah jawab yang terhantar oleh sebuah suara meyejukkan dari seberang telepon cukup membuatku tersungkur.
Betapa anehnya hidup!
Sungguh susah buatku untuk sedikit memahami tentangnya.
Baik dan buruk menerpa sambung menyambung. Tanpa ada jeda tuk sekedar menikmati dan meratapinya.

"bang..bang..my baby shot me down..."

- Babi buntung masuk neraka -


Gak asik banget. Langit di daerah pecinan yang kumuh ini justru malah penuh bintang, tepat disaat saya lagi pengen liat langit yang gelap.
Bensin 20 ribu ternyata gak bisa bawa saya lebih jauh lagi. Padahal saya lagi niat pergi sejauh-jauhnya.
"mau makan apa kamu malem ini?"
"makanan yang cocok buat orang yang lagi kesel apa?"
Temen saya ini rupanya nanya serius, dan dia keliatan ga terlalu suka sama jawaban saya. Dan tanpa banyak tanya lagi, dia nyeret saya ke gerobak nasi goreng.
Tapi sumpah, saya ga pengen makan, malah saya udah ga pengen masukin apapun lagi ke dalem perut saya.
Perut dan jiwa (cie jiwa!) saya udah terlalu penuh sama banyak hal. Sama rengekan gak berujung dari mulut ibu saya, sama mulut-mulut nyinyir para perempuan aneh, dan ini dan itu dan ini dan itu ...
Saya lebih suka duduk disini aja, ngeliatin cina-cina yang sibuk berkeringat waktu makan, cara becanda mereka yang saya gak ngerti, sama tato-tato naga oldskool mereka. Ini semua jauh lebih menyenangkan daripada memperhatikan hidup sendiri.
Hmmpff .. Untungnya rasa marah ini dapet penyeimbang.
"Nah gitu dong, pertahanin powernya. vokal lo jadi lebih asik kalo gini."
O yea, kalian semua bisa rileks sekarang temans, hari ini saya masih marah, mungkin sampe minggu depan. Jadi siap-siap aja, kemungkinan besar besok saya bakal mengobrak-abrik Parc & Thursday Riot-nya.
Eerrgh .. hidup !

Another Black days : The Bad Luck Continues....


Ternyata berbagai bentuk dan macam kesialan belum juga bosan menyesaki diri ini. Setelah kehilangan dompet+handphone, dua minggu kemaren, pas lagi enak2nya tidur kena operasi kipem. Shit! Minggu pagi yang bener2 tidak bersahabat. Melayanglah duit 106 ribu buat ngurus kipem yang masa berlakunya cuman 3 bulan. What a rich life in here…. Dan efeknya belum nyampe gajian keuangan gw udah tepar. Kolaps. Semua itu masih ditambah dengan seminggu kemudian, Liverpool kalah lawan milan dalam ajang final champions. Pertandingan yang menarik tapi sayang jagoan gw kalah dan uang taruhanpun harus pindah tangan. Hiks ;(

So selamat datang kelaparan….

andai saja surga itu.............


Kalau saja surga ada didalam segelas Milo dingin, mungkin orang-orang seperti saya tidak perlu repot-repot mencari Tuhan. dan kalau saja kebahagiaan ada tersembunyi dibalik lipatan celana, pastinya saya tidak perlu setengah mati mencoba menjadi "baik". Menjadi baik menurut standarisasi manusia-manusia kebanyakan, yang entah berdasarkan apa. tingkat kebaikan yang telah dipatenkan. Senang menyendiri, tidak perduli dengan orang lain, dan jarang tersenyum, katanya adalah tidak baik. Lalu apa yang baik menurut kalian ??? Saya merasa sudah cukup baik, setidaknya bagi diri saya sendiri. Kamu kan tidak hidup sendiri saja didunia ini, jawab mereka. Ah, kata siapa?? Memang banyak wajah-wajah yang saya kenal disekeliling saya, tapi mereka bukan teman saya. Toh mereka pun tidak merasa pernah berteman dengan saya. Lalu apa gunanya hidup berkelompok, kalau masih banyak hal yang bisa dikerjakan sendiri?? Dan dengan hidup sendiri, sudah pasti Milo dingin ini bisa saya nikmati sendiri tanpa perlu berbagi dengan siapapun .. gluk!

aku dan imajiku


aku mabuk malam ini.
yang ada di otakku cuma ..
peluru yang berkelebat menembus kepala dan membuncahkan otakku dalam serpihan2an kecil , menciptakan kembang api darah yang menyilaukan mata.
lalu kemudian "aku" yang lainnya menari2 liar dengan tenaga yang tersisa , namun dengan mulut terbungkam dan tangan yang terikat.
aku dan imajiku .. mati bersama2 malam ini.

01082007


baiklah, akan kumulai dengan pernyataan seseorang yang amat bernilai bagiku tentangku
"hampa sekali hidupmu tanpa cita-cita.."
oh ya? benarkah? apakah masa depan begitu penting bagimu, hingga cita-cita menjadikannya obsesi. ah..aku bahkan tidak tahu apa yang harus kutempuh dalam hidup. hidup?
mereka selalu ingin senang-senang. aku tidak tahu bagaimana memulainya? senang?
aku larut dalam nadiku yang impulsif, memaksaku bertindak sesuka hati. tapi aku tidak menemukan kesenangan. aku anani.
pandanganmu begitu saja berubah, berarti kamu tidak mengenal aku. seperti aku yang tidak mau kenal diriku sendiri. semakin kamu mengenal aku, semakin kamu akan berusaha lari dariku. kita lihat saja nanti. kamu akan membenciku.
tahukah kamu bahwa hal itu adalah ketakutan terbesarku? dan saatnya tiba, kamu yang sudah tidak peduli pun tidak akan tahu bahwa aku telah menentukan hari terakhirku untuk mencintaimu. . .

14 februari


Aku melihat keluar jendela pagi ini.
Salju bertumpuk di beranda, di jalanan, di pagar, di ranting pohon.
Seseorang mematikan lampu.
Ini musim dingin terberat, seseorang menggerutu.
Kakiku beku.
Aku mendengar suara gemeletuk.
Ternyata gigiku. Sial, ternyata memang dingin disini. Aku menutup jendela.
Kamar ini kosong,
rumah ini juga.
Semua pergi ... entah kemana
Keran air lupa ditutup.
Bisa-bisa banjir.
Mungkin ada seseorang terburu-buru pergi tadi malam
Tunggu..
Apa memang ada seseorang semalam disini ?
Aku lupa.
Mungkin memang ada seseorang.
Tapi aku tidak ingat.
Atau bisa jadi juga aku sendirian semalam.
Ini februari ?? Benarkah diluar bersalju ?? atau tidak ??
Apakah aku kedinginan ??
Apakah aku ?? Siapakah aku ??
Apa aku punya nama ?? Dimana aku ?? Rumah siapa ini ??
Semua terlihat asing dan aneh pagi ini.
14 februari selalu membuatku hilang ingatan.

1 Eyes Story


Temen kuliah gw sedikit shock pas ngeliat foto sbelah mata gw di hp. Seketika dia bilang kalo gw ga boleh bikin foto, gambar atau apapun yang memvisualisaskan sesuatu yg hanya memiliki 1 mata. Karena itu adalah perwujudan dari dajjal. Dan jika di dunia ini semakin banyak gambar, foto atau apapun yang bermata satu, itu merupakan salah satu pertanda akan datangnya kiamat. Dan hal itu disebutkan di Al-Quran.

Gimana dengan bajak laut? Bukankah sejak puluhan tahun mereka terkadang ditampilkan sebagai sosok yang bermata satu? Tapi tetep aja kiamat ga datang2. Gitu argumen gw. Respon temen gw justru malah ke soal moralitas dan kelakuan buruk bajak laut yang hanya tampak di muka saja. Gw jawab singkat aja : tapi tetep aja belom kiamat. Dia langsung ngacir sambil bilang kalo gw susah diatur & dia sama sekali ga ngerti dengan jalan pikiran gw.

Gw cuman melongo untuk kemudian teriak : pak jadi ga nih kita kiamat?

Monday, July 30, 2007

Halte dan senja yang gagal membuat takjub


Halte dan senja yang gagal membuat takjub




Halte dan selempeng senja,

perempuan rebonding tumpah dari billboard di ujung sana

bibirnya basah, celananya basah

menebar aroma pada imaji orgasme sempurna

mengantar pengantri roller coaster menuju akhir sejarahnya

sebuah roller coaster terlambat dan terpanjang yang pernah ada


inilah amuk hiperskeptisisme pembunuh berantai atas nama cinta

sahutnya


‘This is my final fit, my final bellyache with
No alarms and no surprises, no alarms and no surprises
No alarms and no surprises, please..’*


gedung phallus perancap langit

imaji jackpot para petarung struk belanja,

penghisap keringat

asap, serapah dan senyum karbon dioksida

selesai sudah serangkaian peluh dan derita

dari mata-mata yang tak lagi mengharapkan keajaiban

dan narasi pada senja didepan sana


waktu mekanis hari ini dan selanjutnya

adalah ini dan kemudian itu, ini lagi kemudian itu

…..

dan mati


tubuh-tubuh mati kompos peradaban,

pelumas sejarah berangkal urugan

dikeruk oleh permainan kuasa

TV zapping dan panopticon raksasa

disudut sana, gitar bolong serak masih terus mengigaukan Tuhan,


Tuhan..Tuhan, Hei..Tuhan

suaranya tersedak kata yang mirip nasi atau nasib


‘No alarms and no surprises, no alarms and no surprises
No alarms and no surprises
Silent, silent..’*





*No Surprises - Radiohead

Saya Ingin Dieksploitasi


Saya Ingin Dieksploitasi

Saya ingin dieksploitasi.Pasti menyenangkan.Layaknya selebritis,politisi,pengkhotbah atau mereka yang menjadi bintang reality show. Karena hidup mereka itu penting dan bisa menjadi contoh.Bisa ngomong sedikit bahasa Inggris, sudah dianggap keren kok.Jaman sekarang, privasi sudah tak penting lagi.Ruang privasi menjadi ruang publik itu yang tengah trend dan menjadi santapan sehari-hari.Buat apa punya prinsip hidup,moralitas atau menjadi orang berbudi pekerti.Toh keyakinan hanya sebatas obyek media, apalagi yang berbau mistis.Permintaan pasar itu yang terpenting. Kesedihan,penderitaan apalagi kemisikinan itu tidak ada,hanya omong kosong.Hidup ini kan seperti opera sabun atau sinetron. Air mata orang lain pasti laku dijual. Kita akan tersenyum dan merasa lebih baik. Tak perlulah bersyukur. Tak perlu bersedih melihat banyak gembel dan pengemis di jalan. Tak perlu pusing melihat orang lain kekurangan makan. Tak perlu heran melihat mereka yang tergusur rumahnya. Yang jelas, tak perlu memikirkan hidup orang lain.Yang harus dipikirkan adalah bagaimanan hidup kita ini dieksploitasi dan bisa dinikmati seperti opera sabun atau sinetron.

kata-kata meloncat

tentang pemikiran: ada seorang teman datang dengan retorika tentang budaya. tentang merdeka=mardi ika. tentang rakusnya pikir dan weningnya rasa. tentang gamelan. tentang kecapi dan suling. tentang lahar yang dingin oleh bunyi. tentang mengaji pada diri. tentang sajatining nu dumadi. tentang jamparing asih.-- ah: beberapa saat lagi hari bumi-kaa dan beberapa aksi. ah: betapa rindu pada sunyi.

ah: dua kali sehari wajah itu datang.

"i would LOVE to be there at your side, crossing every forest and river in the world, listening to all your geological stories, and all the myths and legends of your wonderful land" she said. "somehow i will feel that you always be with me, your eyes watching me with the forest, your breath blows me with the wind, and your whispers is a river" he said.

ah: seharusnya cinta tidaklah sentimentil, dan melemahkan.

ada seorang kawan yang meninggalkan bawaan. dan pertemuan terakhir dengan sedikit kekecewaan. ketulusan yang dipaksakan. untuk sebuah keinginan yang tak pernah diberikan. keterbukaan yang tidak harus dipaksakan. kau begitu sendirian.
ada seorang lagi kawan dan persimpangan diantara dua tujuan. seorang pahlawan kesiangan. dan sebuah dinding budi yang menghalangi hubungan. sudah terdapat ketimpangan. hilang sebuah keseimbangan. antara aksi dan reaksi. antara tubuh dan jiwa. aku hanya mampu memberinya jiwa. dan dia selalu ada untuk tubuh yang renta.

tahukah kawan? yang aku butuhkan hanyalah kematian yang padan.

MARI BELAJAR BAGAIMANA CARANYA MENJUAL AGAMA SEPERTI MENJUAL HAMBURGER


Bagi umat Muslim, akhir bulan lalu adalah awal bagi bulan suci mereka, bulan yang dianggap penuh berkah, bulan penuh pahala menyambut datangnya hari suci, Idul Fitri. Berhubung Idul Fitri jatuh pada bulan November, sementara Natal pada bulan Desember, berarti dua bulan terakhir tahun 2003 ini akan penuh dengan perayaan. Ada dua tempat yang paling sering dikunjungi dalam dua bulan ini: mesjid dan mall. Desain ketupat lebaran akan menjadi desain favorit menjelang Idul Fitri, sementara menjelang Natal, desain favorit adalah pohon pinus dan Sinterklas. Hampir semua tempat -tak usah disebut tempat-tempat ibadah karena hal itu sudah jelasmemiliki dekorasi ruang dengan dua item tersebut, apalagi mall, tempat yang paling selalu berada di garda depan dalam hal menyesuaikan diri dengan momen-momen yang menjadi tradisi setempat. Lagu-lagu pujian dari kedua agama tersebut akan mengambil alih seluruh waktu dalam jam buka mall, menemani para konsumer berbelanja sepatu, baju, parsel, dan hidangan-hidangan istimewa.

Ini mengingatkanku pada suatu momen yang selalu kualami setiap tahunnya setiap aku menginjakkan kakiku ke mallmall di sekitar hari-hari suci tersebut. Saat kulangkahkan kaki memasuki mall, di McDonald's yang terletak di barisan depan BIP, selalu saja grup musik Bimbo sedang diputar beberapa nomornya. Lagu-lagunya yang diputar selalu yang bernafaskan Islam, tetapi tidak nomor-nomor lama mereka sebelum grup tersebut menjadi religius. Lagu-lagu tersebut dilantunkan menemani mereka yang sedang duduk menikmati makanan, menembus sekat-sekat pemisah hingga sayup-sayup dapat terdengar juga oleh telinga mereka yang sedang bertahan seharian menahan lapar dan haus menunggu datangnya Maghrib. Sebagai yang bukan bagian dari umat Muslim, aku merasa sedikit aneh, saat irama Islami justru dikumandangkan bagi mereka yang justru tidak menjalankan ibadah umat Muslim. Tak ada lagi sesuatu yang sakral di tempat tersebut walaupun saat isu anti Amerika sedang hangat-hangatnya beberapa saat lalu, mendadak tempat tersebut seakan sebuah tempat yang paling Islami -seluruh pekerjanya berpakaian ala Muslim dan tepat di atas atap dipasang sebuah spanduk bertuliskan huruf-huruf kapital menyatakan bahwa restoran tersebut dimiliki oleh seorang haji. Tentu, selama bulan Ramadhan, seluruh pekerjanya juga wajib mengenakan pakaian Muslim. Lihat, betapa religiusnya restoran tersebut!

Indonesia memang aneh, dunia memang aneh, orang-orang dapat bertakwa kepada Tuhan dan pada saat yang sama juga mengabdi kepada pasar. Di mall, keduanya dapat dipertemukan dalam cara-cara yang menakjubkan. Walaupun sebenarnya aku juga tidak perlu merasa aneh dengan kehidupan di mall yang seperti demikian. Sepertinya dimana-mana di dunia ini, terjadi hal yang serupa. Seperti yang pernah juga masuk dalam memoriku, di departmen store Takashimaya yang terkenal di Tokyo, atau juga di Seibu, saat mendekati Natal terjadi juga hal yang serupa. Ada dekorasi Natal standar: pohon pinus dan berbagai kado di bawahnya, Rudolf si rusa berhidung merah dan tentu saja, Sinterklas. Tapi di Jepang justru ada sedikit perbedaan soal mendekati Natal. Saat tersebut adalah saat dimana para gadis membelikan hadiah bagi para lelaki pujaannya. Tak ada peringatan-peringatan sehubungan dengan hari suci kelahiran Yesus Kristus. Tak ada silaturahmi Natalan. Natal eksis sebagai sebuah musim untuk berbelanja (cokelat bagi sang lelaki terkasih). Dua bulan kemudian, akan hadir juga musim dimana para lelaki berbelanja hadiah bagi para gadis pujaannya: hari Valentine. Tapi pada intinya, dimana-mana Idul Fitri, Natal dan hari Valentine semuanya sama, sebuah musim belanja.

Di Indonesia, aku yakin, berbelanja saat mendekati hari raya justru jauh lebih serius daripada yang terjadi di Jepang. Aku juga yakin, kalau seandainya para Nabi dan Rasul dapat hadir kembali di dunia ini, mereka akan segera meninggal untuk kedua kalinya. Lagu-lagu Bimbo mentransformasikan nyanyian religius menjadi sebuah entertainment yang disuguhkan kepada mereka yang tidak berpuasa. Stand-stand yang menjual perangkat keagamaan berdiri berderet di samping stand-stand yang menjual makanan, peralatan rumah tangga, perangkat audio dan game. Manequin-manequin yang di hari-hari biasa digunakan untuk memampangkan bikini model tanga yang super seksi, ditutupi dengan pakaian yang menutup aurat, menutup bagian yang bagi umat Muslim dilarang untuk diekspos di hadapan publik.

Di luar mall, seluruh bintang-bintang televisi dan para selebriti seperti Krisdayanti akan tampil dengan sangat religius, juga tentu akan diperdengarkan di media opini-opini penuh takwa bintang-bintang seperti Dian Sastro. Inul Daratista tampil mengenakan pakaian yang biasa digunakan oleh kaum Muslimah. Tunggu saja, siapa bintang berikutnya yang akan tampil religius, setelah pada hari-hari sebelumnya tampil dengan sangat berseberangan dari akidah-akidah agama. Bahkan aktris seseksi Sophia Latjuba -pun tentu akan dapat tampil dengan kekhidmatannya di hadapan patung Bunda Maria.

Dalam pasar, iklan menegaskan hubungan antara produk dan keyakinan serta membuat koneksi tersebut terlihat alami: mie instant dengan saat berbuka puasa, rokok dengan suasana Natal di pegunungan, mobil produksi terbaru dengan silaturahmi saling memaafkan di Idul Fitri. Dalam pasar, tubuh dan pengumbaran nafsu dirayakan pada saat yang sama dengan keheningan jiwa dan kesucian.

Apa yang menghubungkan semua hal tersebut hingga keduanya dapat tampil secara bersamaan? Jawabannya adalah bahwa segala sesuatu tersedia untuk dikonsumsi. Konsumsi adalah penemuan modern, dan menjadi sebuah konsep yang mengerikan. Mungkin tak ada terjemahan yang tepat bagi kata tersebut untuk bahasa Indonesia. Pada faktanya, banyak orang di negeri miskin seperti Indonesia ini yang masih harus berjuang untuk mendapatkan kebutuhan hidup dasar sehari-hari, melihat kata ini sebagai sesuatu yang terlalu mewah. Mereka menterjemahkan 'consumption' atau 'konsumsi' sesederhana 'makan'. Kata 'seksi konsumsi' yang sering ditemukan dalam struktur pengorganisasian sebuah event atau sejenisnya, selalu berarti seksi tersebut mengorganisir kebutuhan perut orang alias penyedia makanan dan minuman.

Aku mencari melalui search engine di internet untuk referensi mengenai konsumsi. Setelah mengetik 'consumption', 'to consume', tampil sebuah abstrak atas pemikiran seorang filsuf, Jean Baudrillard. Opini Baudrillard memang tampak kompleks dan berpengalaman, tetapi versi sederhananya dari argumennya adalah bahwa apa yang dibeli oleh orang-orang saat ini adalah simbol. Dimana Karl Marx percaya bahwa setiap produk memuat sebuah nilai yang aslinya adalah nilai dari keringat kelas pekerja, Baudrillard berkata bahwa produk dinilai bukan karena nilai tersebut atau karena nilai gunanya. Saat ini, produk dihargai pada makna nilai simboliknya. Dan karenanya, produk yang dibeli tak lain hanya sekedar sebuah simbol.

Kedengarannya memang sinis. Tapi memang demikian adanya, sebagaimana bahwa di dunia di bawah sistem kapitalisme ini sulit ditemukan kebahagiaan yang nyata, maka orang-orang hanya dapat membeli simbol dari kebahagiaan tersebut. Dan begitulah yang terjadi pada hal-hal yang berbau religius, dimana nilai-nilai religiusnya telah terhapuskan, tak meninggalkan sesuatupun selain hanya satu hal: simbol. Mungkin kita tak perlu sesinis ini ya. Benar kalau dibilang bahwa kebahagiaan masih eksis. Tepat sekali. Tetapi kebahagiaan hanya eksis di luar sistem pasar dan jaringan jual belinya. Jelas hal ini benar bahwa sebuah benda atau sebuah citra yang ditempatkan di etalase untuk dikonsumsi, maka benda tersebut telah tertransformasikan tak lebih sebagai sebuah simbol, dan substansinya dapat diabaikan begitu saja.

Opini dari Baudrillard memang terdengar ekstrim, tetapi saat aku memasuki mall-mall dan mendapati bagaimana toko-toko menghadirkan nuansa Idul Fitri dan Natal sebagai bagian dari promosinya untuk berhasil meraup profit lebih banyak, maka aku seketika akan dapat menyetujui opini dari Baudrillard tersebut.

Aku mendadak teringat pada sebuah artikel tulisan seorang sosiolog bernama Chua Beng Huat. Ia menulis berdasarkan sebuah riset yang dilakukan di mall-mall di Singapura. Chua berargumen bahwa mall-mall tersebut kini bukanlah sekedar sebuah tempat untuk berbelanja. Fungsi utama dari mall adalah sebuah tempat untuk nongkrong, untuk menemukan pelepasan yang mengasyikan dari sengatan panas matahari tropik yang semakin panas akibat penggundulan pepohonan di pinggir jalan serta maraknya mode arsitektur rumah ala mediteranian yang meratakan seluruh lahan dari pepohonan rindang. Kini, apa sebenarnya yang dikonsumsi oleh orang-orang yang datang untuk melihat atau untuk dilihat ke dalam mall?

Argumen yang lucu mengingat bahwa Singapura tidak kekurangan ruang publik sama sekali. Lahan terbuka yang mengapit jalan-jalan utamanya cukup lebar untuk dapat digunakan untuk orang berjalan kaki. Lampu lalu lintas di simpang jalanan direspek dengan baik. Jalan-jalan ramai tidak dikuasai oleh para preman. Tetapi Orchard Road di Singapura dan Alun-Alun Bandung, memang berbeda. Hawa panasnya mungkin kini sudah mirip, tapi disini tak ada tempat nyaman untuk berjalan di trotoar yang dikuasai oleh para preman. Bahkan pada sisi-sisi tertentu trotoar tersedia sangat sempit dan tak terlindung sama sekali oleh pepohonan dari teriknya matahari. Persimpangan jalanan menjadi ajang pemberhentian angkutan kota yang terkadang tak peduli kemacetan yang diakibatkannya. Lampu hijau hanya direspek apabila polisi berkeliaran di sekitarnya. Disini, orang-orang dilatih untuk takut dan cemas berada di ruang publik, untuk takut terhadap publik.

Jika di negara kecil seperti Singapura yang masih menyediakan ruang-ruang publik yang terbuka tersedia disanasini, orang-orang masih berbahagia untuk sekedar berjalan di mall dan saling bertemu, bagaimana di Indonesia? Disini juga sama, pasar tidak berfungsi hanya sekedar tempat jual-beli. Selalu ada sesuatu yang dipertukarkan di pasar, bukan hanya barang dan jasa, melainkan juga manusia sendiri. Kita, atau mereka, datang ke dalam pasar dengan setengah sadar, bahwa kita semua memiliki nilai, bahwa kita memiliki harga, dan bahwa kita dapat diukur dari simbol-simbol yang kita kenakan. Uang, menjadi skala ukur yang membuat segala nilai aritmetika diantara berbagai hal yang berbeda menjadi sama. Di SD kita mengetahui dimana dua buah apel ditambah dua ekor ulat sama dengan dua ekor ulat dan dua ekor apel. Kini, kita dan anak-anak SD masa datang akan belajar bahwa dua buah apel sama dengan delapan ribu rupiah di pasar swalayan, atau mungkin lebih murah di toko lain. Dalam sistem ekonomi sekarang ini, nyaris tak ada bedanya antara apel, ulat, handphone, ataupun perjalanan naik haji ke Mekkah. Di kota-kota besar Indonesia dimana ruang-ruang publik semakin tergusur oleh ruangruang privat para korporat, mall juga menjadi sebuah pusat sosial. Toko-tokonya tidak lagi sekedar toko dimana orangorang datang untuk menjual atau membeli atau sekedar bekeliling menikmati suasana belanja.Mall telah menarik orang-orang sibuk maupun pengangguran, dengan menawarkan sebuah dunia lain selain dunia yang penat saat ini.

Kini kita perhatikan bagi perkembangan mall di Bandung. Tahun 1970 akhir dan era 1980-an, kompleks perbelanjaan di seputar Alun-Alun Bandung sangat penting di kota ini. Di jajaran pertokoan Dalem Kaum dan Asia Afrika, toko-toko berderet-deret dan mulai dibangun juga gedung pertokoan yang disewakan pada para pemilik toko. Bentuk plaza seperti ini merepresentasikan sesuatu yang lebih daripada sekedar pasar tradisional Indonesia dimana para penjual berkumpul di satu tempat yang tidak dimapankan oleh bangunan beton dan kaca. Akhir tahun 1980-an, Bandung Indah Plaza muncul di jalan Merdeka. Ia menjadi salah satu pengamal konsep 'one shop one stop', dimana segala kebutuhan dapat dipenuhi di satu tempat. Ada supermarket di satu sisi di lantai dua, restoran dan food-court kecil di sisi lainnya, area bermain di lantai teratas dan di beberapa tempat terutama di lantai dasar adalah area fashion. Jika Asia Afrika Plaza adalah kompleks pertokoan, maka Bandung Indah Plaza adalah pusat perbelanjaan. Akhirnya, popularitas Asia Afrika Plaza merosot dan akhirnya dilupakan. Popularitas Bandung Indah Plaza-pun kian hari kian merosot walaupun masih tetap bertahan hingga kini semenjak dibangunnya mall yang menyediakan produk-produk yang lebih bermerk dan bertaraf internasional, Bandung Super Mall. Untuk menjadi sukses sebuah mall harus dapat menyediakan segalanya dari kebutuhan religius hingga kebutuhan akan kafe dan bioskop. Mall adalah garda depan dari budaya massa. Ia eksis beriringan dengan radio dan televisi, media-media yang paling handal dalam mempertajam bentuk pola pikir dan selera massa dengan serangan virtual 24 jam sehari di nyaris tiap rumah. Dengan segala bentuk budaya massa tersebut, simbol menjadi sangat penting dan esensi dipersilakan untuk menempati keranjang sampah.

Perhatikan lagi antusiasme Ramadhan di bulan November ini. Ramadhan di pasar adalah sebuah musim religius. Sesuatu yang sekedar hanya sebentuk musim, seperti layaknya musim hujan, musim panas, musim durian. Di media-media, nyaris semua iklan berlomba-lomba menggunakan tajuk Ramadhan. Quiz-quiz digelar dengan pertanyaan dangkal dimana pemenangnya mendapatkan uang dari sponsor. Substansi dari produk yang dijual oleh pihak sponsor jelas tak memiliki koneksi dengan isi pertanyaan. Tentu saja. Tapi memang hal itu tidak penting. Yang penting adalah bagaimana pemirsa terisi dengan pencitraan-pencitraan yang, semoga, akan terekam di memori bawah sadar mereka yang terepresentasikan dalam “kesadaran” mereka.

Apakah ada esensi yang terkandung disini? Mungkin tidak. Tapi apakah memang benar bahwa esensi itu adalah sesuatu yang penting? Mungkin juga tidak. Disini keyakinan duduk bersanding bersama komoditi di etalase, menawarkan dirinya pada konsumen, berusaha merayu tanpa menggunakan paksaan. Di toko, Tuhan telah menemui ajalnya. Hei, apa bedanya asesoris religius dengan bikini nan seksi model G-String? Keduanya dapat dilihat, atau dibeli,atau diabaikan begitu saja. Tidakkah pasar adalah sebuah tempat dimana sistem demokratik terlaksana, dimana setiap orang memiliki akses yang sama, dan ditawari harga yang juga sama? Bukankah itu adalah sebuah kesetaraan?
Mungkin. Tapi setidaknya aku sadar, bahwa tempatku bukan disitu. Supermarket hanya cocok untuk satu hal: dicolong.

- self fuckin' control -


Jesus Christ, please. aku tidak ingin terlalu banyak mengeluh ...
aku tidak jadi nyinyir dan tidak tau terima kasih;
andai saja orang terdekatku tidak membuatku merasa semakin tidak berguna.
aku sudah cukup merasa nol disini.
i beg you please, dear. untuk bisa bertahan sebagai manusia saja aku harus rela jadi jongos; harus sabar walau diperintah-perintah orang yang tidak kukenal tanpa kata 'tolong'.
sekebal apapun aku terhadap ketidakadilan, tetap saja lama-lama rasanya sakit.
bisa gak sih ada satu orang saja yang mengerti,
bahwa aku terkadang bisa menjadi sangat lemah, dan lelah.
bahwa aku telah mengorbankan banyak hal atas nama ketenangan jiwa.
sekarang yang bisa aku lakukan cuma mengais apa yang tersisa; kewarasan dan harga diri.

tolong, tidak perlulah terlalu sensitif, we're both too old to act like that.

- Merasa Seperti Neraka, Hiduplah Di Surga -


Masuk ke tempat kerja paling pertama, mati lampu. Orang-orang yang datang belakangan langsung diserang oleh kantuk yang tadi sudah susah-susah dilenyapkan. Saya asik terus selonjoran di kursi terpanjang, dan terus berbicara tentang kopi.

"yah minimal air kelapa..", tapi tidak ada reaksi. Mati lampu.

Semua mencari kegiatan. Pelarian. Beres-beres meja, cuci-cuci gelas, coret-coret kertas. Pelarian. Saya masih selonjoran di kursi terpanjang, dengan muka berbinar, tangan yang wangi sabun, menggenggam segelas teh tanpa rokok. Senyum-senyum tanpa mau lagi banyak bicara.

"Kenapa kau ?", tanya satu dari mereka yang melarikan kantuknya dengan koran.
"hahaha..", saya mencomot rokok dari kantongnya.

Hari ini sepertinya santai, jadi mari ngobrol dengan santai.
Si bos mau ke jakarta siang nanti, jadi mau beli oleh2 buat orang2 disana. Karena satu2nya orang yg masuk akal adalah saya, jadilah saya diajak keliling kota. Beli markisa, minyak tawon, dan beberapa blahblah entah apa lagi. Saya dapet sekotak ekspresso, sekotak rokok, dan segenggam koin 500-an.

"summer time..and living is easy", lalu saya nikmatin seruput terakhir ekspresso.
"mabok apa lagi nih ?", si bos nanya santai, sok dewasa. Tapi mupeng.
"summer time..and living is easy", sibuk ngitungin koin, saya gak ngejawab.

Diatas mobil, saya ngeliat lagi betapa rusuhnya Makassar malem minggu kemaren. 40 sampai 30 jam yang lalu. Kendaraan2 yang gak bisa jalan pelan, orang2 yang gak bisa ngomong pelan, dan musik2 yang gak bisa disetel pelan. Saya liat itu semua dari puluhan kilometer seberang laut.


Beberapa jam kemudian di hari yang sama di sekat2 tempat kami bekerja, setelah beberapa kali presentasi backsound yang gagal, saya didatengin sama si bagian keuangan. Refleks, saya langsung mikirin utang, atau kemungkinan pelanggaran2 disiplin yang laen selama stengah bulan kerja.

"mau gajimu sekarang, atau bareng sama anak2 yang laen ?"

Saya ngelirik kiri kanan, dan ngeliat keluar jendela. Sore yang baik.
Senin sore yang baik.
Terlalu baik untuk berakhir diduitin.

"besok ajalah"

Apa tidak sebaiknya kita semua berangkat tidur saat pagi menjelang terbit ? Karena waktu matahari menyengat adalah waktu yang sempurna untuk itu. Sian


Apa tidak sebaiknya kita semua berangkat tidur saat pagi menjelang terbit ? Karena waktu matahari menyengat adalah waktu yang sempurna untuk itu. Siang hari sudah jelas bukan saat yang baik untuk hidup. Mungkin karena orang jadi lebih cepat lelah dan marah. Sebaiknya digunakan untuk tidur. Percayalah dan bangunlah sore hari. Udara berwarna bila senja. Kadang jingga, kadang dinding putih terlihat seperti jeruk. Di sore hari, semua terlihat lebih indah. Seperti suara lembut ibu bangunkan kelopak mata anaknya yang bernama Psikedelia. Percayalah, sebab malam adalah saatnya semua lampu menyala. Termasuk lampu dalam diri manusia. Kegelapan cukup tebal untuk bisa meredam hiruk kehidupan dan pikuk kesibukan semua orang. Kelelahan tidak begitu terasa hingga saatnya ia harus terasa. Saat pagi menjelang terbit dan kita sebaiknya mulai tertidur.

Semoga tahun depan siklus hidup manusia berubah.

kekasih waktu 1


time is running out for us
but you just move the hands upon the clock

you throw coins in the wishing well with gold
you just move your hands upon the clock

it comes to you begging you to stop wake up
and you just move your hands upon the clock
throw coins in wishing wells for us
you make believe that you are still in charge

(the Clock, Eraser album by Thom Yorke)


waktu itu keniscayaan.sering orang berpikir waktu selalu menunggu, padahal waktu tidak pernah menunggu.ada hal-hal dalam hidup yang tak akan terulang meski hidup adalah keberulangan.pendulum memang akan kembali ke tempat yang sama tapi dia tidak akan melewati momen yang sama.cinta itu adalah memberi waktu.karena hanya waktu yang tidak akan pernah tergantikan dengan apapun.mencintai waktu adalah mencintai hidup.waktu menggerakkan hidup dalam detak-detaknya.

CRYING AGAIN...




TURUT BERDUKA CITA ATAS MENINGGALNYA RIBUAN JIWA MANUSIA DALAM PERISTIWA KORBAN GEMPA DI JOKJAKARTA DAN SEBAGIAN JAWA TENGAH.

NOTHING LEFT TO SAID BABY...

PROSES REPRODUKSI MANUSIA


Manusia adalah raw material, sekolah pabriknya.
6 tahun di workstation sekolah dasar,
3 tahun di workstation SMP,
3 tahun di workstation SMA,
dan kalau materialnya bagus dia akan diproses 4-5 tahun di workstation universitas.
Workstation yang terakhir ini sangat luar biasa, sebab bisa menaikkan nilai raw material itu berlipat - lipat. Tentu saja nilai jualnya juga tinggi.
Itu dasar suatu proses produksi, untuk menaikkan nilai suatu barang.
Kabar buruknya adalah : kitalah barang itu.

Ketika saya ospek dulu, senior saya menggambarkan manusia yang berada di atas roda berjalan masuk pabrik bernama kampus dengan cerobong asap di atasnya, dan keluar dengan mengenakan toga.
"Siap terjun ke masyarakat", katanya.

Waktu itu saya tidak begitu memusingkan gambaran itu, tapi sekarang terasa seperti mimpi buruk.

Adakah yang minta dilahirkan? tidak.
Rene des Cartes (kalau tidak salah tulis) pernah bilang "Saya lahir karena keisengan orang tua saya"
Benar-benar iseng yang kelewat batas kalau begitu.
Bayangkan anda tiba -tiba ada dalam suatu permainan besar bernama kehidupan, dipaksa mengikuti aturan yang sudah ada sejak jaman dulu, suka tidak suka.
Siapa yang pernah mempertanyakan relevansi aturan - aturan itu? Para senior dunia ini hanya mengukuhkan status quo bahwa aturan itu sudah lama ada dan tidak bisa diganggu gugat.
kenapa?
karena sudah lama ada. Oh kita berputar-putar.

Coba anda tanya orang tua anda kenapa melahirkan anda!
Mungkin anda akan ditampar atau justru disuruh bertobat, tapi tidak pernah ada jawaban yang memuaskan. Apakah karena cinta?

Jika benar karena cinta, kenapa tidak membawa kita ke dunia yang lebih baik? Kenapa kita tidak dibiarkan menajdi bahagia? Minimal membiarkan kita menjalani keinginan dan apa yang kita anggap baik. Anda pernah ditanya cita - cita anda bukan?
jika usia anda diatas 20 tahun dan sedang diproses di perguruan tinggi, dan anda bercita menjadi peneliti hewan, maka anda akan buru - buru disuruh melupakan itu. meski itu berarti melupakan satu lagi kebahagiaan.
Apa yang membuat anda harus melupakannya?
Uang.

Tidak ada pabrik yang mau memproduksi barang yang tidak bisa dijual.
Ada yang bilang,
"Kumpulkan uang yang banyak, maka anda akan bahagia"

Coba pikir, apakah barang - barang di etalase toko merasakan uang yang anda bayar buat membelinya?

Mungkin ketika anda banyak uang, anda akan sibuk membeli ini itu, setidaknya itulah yang membuat anda sibuk dan melupakan bahwa anda tidak benar - benar bahagia. Mungkin anda pikir tulisan saya sangat idealis dan tidak masuk akal. Tidak mengapa, setidaknya setelah nanti saya laku dijual, saya masih merasa bahagia sebab memiliki pemikiran sendiri.
Ya, saya rasa saya adalah produk cacat dari proses produksi masal gila-gilaan ini.

berbicara tentang produk cacat, ada 3 tingkatan atau grade buat defect product (produk cacat).
*Tingkat satu masih bisa diperbaiki, tapi tentu saja makan biaya tambahan buat produksinya
*Tingkat dua masih bisa dijual dengan harga murah, biasanya buat pasar yang tidak memikirkan kualitas.
*Tingkat tiga adalah gagal total, biasanya langsung dibuang.

Biasanya pabrik melakukan quality control untuk memastikan proses produksi berada under control. Tentu saja untuk menekan angka cacat.
Nah lagi - lagi yang dipikirin prosesnya, bukan? Tidak ada yang benar - benar memikirkan kita, yang dipikirkan melulu kelangsungan hidup sistem.

Karena sistem adalah milik kita bersama, itulah argumentasi mereka.

Dan saya bertanya - tanya, siapa manajer pabrik besar ini?