Friday, August 3, 2007

Badai Menari Dengan Sesuka Hatinya;


Badai Menari Dengan Sesuka Hatinya;
sebuah prolog bagi Survival of the Phattest.


1.

Tak pernah api terlahir jika bebatuan tak pernah beradu. Tak pernah alam tersenyum jika singa berdamai dengan mangsanya. Tak pernah tuhan menciptakan neraka jika setan membangun taman surganya dari tulang-tulang malaikat dan dosa-dosa manusia. Tak pernah bisa ular beracun jika tikus-tikus berencana untuk menjadi sahabat manusia. Pesta pengoyakan takkan pernah kehabisan botol minuman dan biarkanlah badai menari dengan sesuka hatinya.

2.

Adalah birunya laut yang membendung kuasamu untuk menapakkan kaki diatas bumi. Namun bertanyalah pada batu karang kalau-kalau bendungan tadi ingin memelihara janggut Zeus. Setiap buih akan tetap mencumbui bibir pantai dan tak pernah ia ingin meninggalkannya, karena tak ada satupun yang dapat menandingi rasa cintanya terhadap bumi. Begitulah laut takkan pernah membiru dan biarkanlah badai menari dengan sesuka hatinya.

3.

Ketika setiap pintu terasa terlalu pendek, maka ia adalah raksasa yang menolak untuk memasukinya dengan membungkuk. Ia adalah sebuah tempat dimana keindahan akan melampaui manusia dari sekadar sobekan-sobekan kertas yang diharapkan memunculkan gambar jika dirangkai. Karena perjalanan ini nampaknya takkan pernah dapat melabuhkan diri pada terminal yang tepat dalam ritual pemilahan dunia menjadi lelaki dan perempuan. Terlalu banyak terminal! karena, bagaimanapun juga, lukisan isi kepala yang bertiwikrama menjadi monster jelek yang bernama bahasa, takkan pernah cukup untuk dapat melakukan abstraksi dari apa yang tampak di depan mata, ataupun yang terdengar oleh kuping, dst. Yang tersisa hanyalah ruangan bagi keliaran-keliaran yang hanya dapat dinikmati oleh alat kelamin. Maka nikmatilah dan biarkan badai menari dengan sesuka hatinya.

4.

Sebuah adegan pembunuhan akan berkata lain jika pedang sejarah dilumuri darah oleh tangan para patriot. Asap pemusnahan suatu kaum akan tercium lebih wangi daripada pekik bayi yang sedang sekarat terjerat tali yang menjauhkan tangannya dari apa yang mesti ia sembah. Bahasa bernafas dalam sebuah struktur seperti halnya sebuah komposisi kalimat. Untuk dapat memberikan deskripsi yang dapat disensor oleh panca indera manusia, maka ia harus distrukturasikan untuk menciptakan sebuah rangkaian sistematis yang mengikat seluruh ibu jari menjadi satu. Namun kepada siapakah bahasa menghambakan dirinya? Kepada siapakah "Mencuri itu salah" menghambakan dirinya? Kepada Robin Hood-kah, atau kepada Bill gates-kah? Kepada Proletariat-kah atau kepada Borjuis-kah? Perahu manakah yang cukup kuat untuk menampung eksodus kebenaran sementara tuhan berbicara dalam 666 bahasa dan menari dengan sesuka hatinya?

5.

Dunia itu tidak pernah ada, tetapi kita bisa menciptakannya, kelakar Nietzsche. Meski dunia dapat terlahir melalui bangkai rahim yang paling menyengat baunya sekalipun, namun hanya mereka yang cukup kuatlah yang mempu untuk menertawakannya. Merekalah yang menciptakan dunia yang terlalu indah untuk tergantikan, dan bahkan jika harus di tukar tambah dengan surga sekalipun. 'Takkan ada yang menamparmu di surga', begitulah badai mengejek sambil pergi menari dengan sesuka hatinya.

6.

Manusia memang sesuatu yang harus diatasi, canda Nietzsche lagi. Maka dari itu keindahan dunia tercipta ketika Lucky Luke menembak lebih cepat dari bayangannya sendiri. Bayangan memang jerawat yang musti dipijit, katanya sambil meniup ujung pistolnya. Begitulah badai menari dengan sesuka hatinya.

7.

Dunia ini akan selalu menganggap tarian-tarian yang buruk sebagai lelucon tak lucu. Tak ada apologi yang berlaku, karena rasa kasihan adalah candu yang akan melemahkan otot-otot sekaligus melecehkan rasa cinta seorang ibu yang menyusui anaknya. Inilah algojo yang siap untuk mengeksekusi invasi monyet kembar yang bernama benar dan salah. 'Aku tidak menari dengan monyet kembar!' ujar badai sambil menunjuk perempuan tadi sambil tersenyum. 'Dialah penari terindah yang pernah kulihat!'. Dan begitulah monyet kembar menyaksikan badai menari dengan sesuka hatinya.

8.

Tarian ini banyak macamnya. Mulai dari tarian 'ngebor billboard', 'Goyang Aerosolan', sampai tarian 'perut peminta hujan baton'. Merekalah yang menciptakan keindahan-keindahan yang melampaui monyet kembar nan kerdil sekaligus keindahan itu sendiri.Karena keindahan esok hari akan menertawakan keindahan yang kemarin. Sirkuit Sentul akan selalau memiliki rute dan lintasan yang sama, namun aerodinamika, setting mesin, serta pengemudinya akan memberikan makna lintasan dengan lain. Sambil menaruh potongan Lego pada akhir tariannya yang terbaru, badai pun masih menari dengan sesuka hatinya.

9.

Betapa kusamnya putaran angin jika segala sesuatunya dapat diprediksi dan dihitung. Maka badai yang menari dengan sesuka hatinya gemar menebar ludah pada musuh-musuhnya sekaligus sahabat-sahabatnya. Hanya dengan menyuapi pantat De Sade dengan cambuk-lah surga akan datang menjemput! Tapi kebisingan suara mesin pabrik sangat menganggu sepasang lebah yang sedang memadu kasih. Sepasang lebah itu mengumpatinya dan berjanji untuk kembali lagi dengan seekor lagi mukjizat. Dan sang mukjizat pembelah laut merah itu bernama MIKROFON, sebuah kepingan sejarah yang membuat badai menari sesuka hatinya, sampai hari ini!

10.

Sepasang mikrofon adalah salah satu dari banyak saksi atas prosesi penciptaan dunia. Jika keagungan manusia dapat direduksi ke dalam sebuah rangkaian yang terstruktur, maka sepasang mikrofon adalah palu yang memusnahkan bahasa dan merubahnya menjadi bahasa pemusnah. Menjadi sebuah collage dari puing-puing yang sebelumnya membangun gedung 'reduksi' menjadi sepasang taring yang lebih tajam daripada seratus cangkir definisi. Mengapa demikian? Karena taring tersebut takkan memantulkan bayangan jika cahaya kebenaran mencoba menyeragamkannya dan setetes ketajamannya akan menyumpal lautan mulut sehingga hanya karang yang mampu berbicara dengan matanya. Sepasang mikrofon, akan, 'membuatmu mencintai kedamaian sebagai alat menuju perang-perang baru. Dan lebih mengasihi kedamaian yang singkat daripada yang panjang.' Karena kedamaian hanya akan menumpulkan mata pisau dan mengubur jiwa-jiwa yang tak pernah mau mati dimana udara yang dingin akan selalu membuat malam tertidur. 'Aku tidak menyuruhmu berdamai, tapi memenangkan peperangan' -dengan sebuah tarian yang meliuk-liuk dihadapan setiap besi tua yang mulai berkarat, begitulah badai menari dengan sesuka hatinya.

11.

'Sahabatku dalam peperangan! Aku mencintai engkau dari lubuk hatiku yang paling dalam. Aku selalu se-ia sekata denganmu. Tapi aku juga selalu menjadi musuh terberatmu. Maka biar aku katakan padamu kebenaran! Aku mengerti akan kebencian dan cemburu di dalam hatimu. Kau tak cukup besar untuk tidak benci dan cemburu. Maka berbesar dirilah agar tidak malu olehnya!' -Nietszche berguyon untuk yang terakhir kalinya pada saat yang sama, angin berbisik, 'bikin hidup lebih hidup'. Bukan karena Starmild, tapi karena mikrofon, aku hidup hari ini! Dari sekian banyak hari-hari kematianku, hari ini kulahirkan diriku untuk mengatasi manusia yang enggan mengganti kulitnya di musim kemarau. Aku bersumpah, demi monyet kembar yang kumusnahkan hari ini, dan demi awan yang menaungiku dari teriknya siang, takkan kubiarkan jasad ini meninggalkan tanah dimana aku berpijak dan akan kucumbui engkau wahai musuh-musuhku san sahabat-sahabatku dengan bahasa pemusnah yang akan memelototi semua janggut Zeus, dan yang terpenting, supaya badai dapat menari dengan sesuka hatinya.

No comments: