Sunday, July 29, 2007


TUHAN ADA KARENA DIADAKAN


Anda percaya pada Tuhan?
Anda percaya bahwa anda diciptakan oleh Tuhan?
Pernahkah anda mempertanyakan buat apa anda diciptakan?

Bumi hanyalah sebuah planet diantara berjuta-juta benda langit didalam sebuah galaksi yang entah berapa jumlahnya. Dan Kita hidup didalamnya.

Hidup? Ah, entahlah. Saya ragu apakah Saya ini hidup atau tidak. Ajaib, memang. Ketika Saya mulai berpikir bahwa Saya hanyalah suatu bentuk metafisik yang setiap saat mengontrol dan mengatur sebuah raga berbentuk manusia. Nyawa. Ya, itu lah. Saya adalah nyawa. Dan badan ini hanyalah sebuah media. Sebuah perantara antara Saya dan anda, dan nyawa-nyawa lainnya. Hidup Saya tidak ada bedanya dengan game-game yang Saya mainkan. Dia dapat Saya atur sebagaimana kehendak Saya. Saya bisa menekan tombol Ctrl-Alt-Del atau menarik picu sebuah pistol dikepala Saya. Sebuah hubungan yang tidak lagi diinginkan, seperti ketika Saya kesal dan mematikan komputer.

Matikah Saya?

Entahlah. Karena entah kenapa Saya sendiri merasa tidak akan pernah mati, walaupun badan yang Saya gunakan ini dihujam peluru nuklir sekalipun. Saya adalah nyawa. Ketika anda membunuh Saya, anda hanya akan berhenti berhubungan dengan Saya. Anda mematikan media Saya, sama seperti ketika seorang mata-mata yang menyelundupkan virus kepada komputer lawan atau ketika seorang teroris menyabot jaringan kabel telepon.

Lalu bagaimana keadaan Saya ketika Saya tidak memiliki media?

Apakah ada kehidupan lain setelah 'mati'?

Anda tentu pernah bermimpi bukan?

Saya seringkali mengalami mimpi buruk yang membuat jantung berdetak keras, membuat tubuh berkeringat serta nafas yang memburu. Seperti sebuah kejadian yang nyata, kejadian yang benar-benar terjadi. Namun ketika Saya terbangun, benarkah Saya terbangun dari sebuah mimpi? Ketika Saya menulis ini, apakah Saya tidak bermimpi? Siapa yang bisa meyakinkan Saya bahwa Saya tidak sedang dialam mimpi? Ataukah hidup Saya ini merupakan mimpi yang panjang? Bukankah Saya percaya bahwa suatu saat Saya akan lepas dari dunia ini dan menjalani hidup di dunia lainnya? Lalu buat apa Saya belajar? Buat apa Saya bercinta? Buat apa Saya melakukan hal-hal yang sama sekali tidak ada gunanya, bila memang Saya akan hidup untuk yang kedua kalinya?

Hidup adalah sebuah game Counter-Strike dan Tuhan adalah wasitnya.

Dan bila memang benar neraka itu ada, maka Tuhan adalah fasis, dan luar biasa hedonis yang mencipta suatu permainan dahsyat bernama hidup. Hey, Tuhan maha Esa dan Ia pun butuh hiburan, sama seperti ketika Saya membutuhkan game StarCraft dalam komputer Saya. Hanya saja Saya memiliki teman yang bisa berkomunikasi. Tapi Tuhan tidak. Karena Ia hanya sendirian. Ia terus mencipta dan mencipta. Ia ciptakan hewan, manusia, tumbuhan, tanah, air, langit. Untuk apa? Hey, God is a job! Dan pekerjaannya adalah mencipta, mengatur, menghakimi dan membinasakan. Lalu apa pekerjaan Kita? Atau setidaknya, pekerjaan Saya sebagai manusia? Memainkan peran, tentu saja.

Manusia, hewan, tumbuhan, tanah, air, langit, merupakan unsur senasib yang dilepas didalam sebuah dimensi ruang dan waktu bernama dunia. Ketika hewan membunuh hewan lainnya, maka ia sedang melakukan perannya. Atau ketika manusia membunuh hewan dan tumbuhan, atau bahkan membunuh sesama manusia. Dan masing-masing memiliki senjata. Manusia memiliki akal, hewan dengan fisiknya, tumbuhan dengan racunnya, air dan tanah dengan bencana alamnya. Semua bersatu dan berinteraksi. Dan, Buumm.. ketika semuanya musnah, apa yang akan terjadi? Entahlah. Saya hanyalah sebuah wujud metafisik yang diperbudak wujud yang jauh lebih kuat.

Maafkan Saya, Tuhan. Bukan salah Saya bila Tuhan memberi akal untuk Saya gunakan berpikir.

Dan Tuhan,... Engkau ada karena diadakan!

No comments: