Monday, July 30, 2007

PROSES REPRODUKSI MANUSIA


Manusia adalah raw material, sekolah pabriknya.
6 tahun di workstation sekolah dasar,
3 tahun di workstation SMP,
3 tahun di workstation SMA,
dan kalau materialnya bagus dia akan diproses 4-5 tahun di workstation universitas.
Workstation yang terakhir ini sangat luar biasa, sebab bisa menaikkan nilai raw material itu berlipat - lipat. Tentu saja nilai jualnya juga tinggi.
Itu dasar suatu proses produksi, untuk menaikkan nilai suatu barang.
Kabar buruknya adalah : kitalah barang itu.

Ketika saya ospek dulu, senior saya menggambarkan manusia yang berada di atas roda berjalan masuk pabrik bernama kampus dengan cerobong asap di atasnya, dan keluar dengan mengenakan toga.
"Siap terjun ke masyarakat", katanya.

Waktu itu saya tidak begitu memusingkan gambaran itu, tapi sekarang terasa seperti mimpi buruk.

Adakah yang minta dilahirkan? tidak.
Rene des Cartes (kalau tidak salah tulis) pernah bilang "Saya lahir karena keisengan orang tua saya"
Benar-benar iseng yang kelewat batas kalau begitu.
Bayangkan anda tiba -tiba ada dalam suatu permainan besar bernama kehidupan, dipaksa mengikuti aturan yang sudah ada sejak jaman dulu, suka tidak suka.
Siapa yang pernah mempertanyakan relevansi aturan - aturan itu? Para senior dunia ini hanya mengukuhkan status quo bahwa aturan itu sudah lama ada dan tidak bisa diganggu gugat.
kenapa?
karena sudah lama ada. Oh kita berputar-putar.

Coba anda tanya orang tua anda kenapa melahirkan anda!
Mungkin anda akan ditampar atau justru disuruh bertobat, tapi tidak pernah ada jawaban yang memuaskan. Apakah karena cinta?

Jika benar karena cinta, kenapa tidak membawa kita ke dunia yang lebih baik? Kenapa kita tidak dibiarkan menajdi bahagia? Minimal membiarkan kita menjalani keinginan dan apa yang kita anggap baik. Anda pernah ditanya cita - cita anda bukan?
jika usia anda diatas 20 tahun dan sedang diproses di perguruan tinggi, dan anda bercita menjadi peneliti hewan, maka anda akan buru - buru disuruh melupakan itu. meski itu berarti melupakan satu lagi kebahagiaan.
Apa yang membuat anda harus melupakannya?
Uang.

Tidak ada pabrik yang mau memproduksi barang yang tidak bisa dijual.
Ada yang bilang,
"Kumpulkan uang yang banyak, maka anda akan bahagia"

Coba pikir, apakah barang - barang di etalase toko merasakan uang yang anda bayar buat membelinya?

Mungkin ketika anda banyak uang, anda akan sibuk membeli ini itu, setidaknya itulah yang membuat anda sibuk dan melupakan bahwa anda tidak benar - benar bahagia. Mungkin anda pikir tulisan saya sangat idealis dan tidak masuk akal. Tidak mengapa, setidaknya setelah nanti saya laku dijual, saya masih merasa bahagia sebab memiliki pemikiran sendiri.
Ya, saya rasa saya adalah produk cacat dari proses produksi masal gila-gilaan ini.

berbicara tentang produk cacat, ada 3 tingkatan atau grade buat defect product (produk cacat).
*Tingkat satu masih bisa diperbaiki, tapi tentu saja makan biaya tambahan buat produksinya
*Tingkat dua masih bisa dijual dengan harga murah, biasanya buat pasar yang tidak memikirkan kualitas.
*Tingkat tiga adalah gagal total, biasanya langsung dibuang.

Biasanya pabrik melakukan quality control untuk memastikan proses produksi berada under control. Tentu saja untuk menekan angka cacat.
Nah lagi - lagi yang dipikirin prosesnya, bukan? Tidak ada yang benar - benar memikirkan kita, yang dipikirkan melulu kelangsungan hidup sistem.

Karena sistem adalah milik kita bersama, itulah argumentasi mereka.

Dan saya bertanya - tanya, siapa manajer pabrik besar ini?

No comments: